Biografi Albert Einstein (Artikel Lengkap)

Albert Einstein adalah seorang fisikawan teoritik yang lahir di Jerman pada tanggal 14 Maret 1879. Dia dikenal akan teori relativitas umum dan khusus, efek fotolistrik, gelombang gravitasi, dan tentu saja rumus E=mc2 yang sangat terkenal. Ia meraih Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1921 atas jasanya terhadap fisika teoritikal. Ia juga dikenal sebagai orang paling jenius di abad ke-20. Bahkan nama Einstein pun dijadikan istilah yang memiliki sinonim dengan "jenius". Sepanjang hidupnya, Einstein mempublikasikan lebih dari 300 karya ilmiah dan lebih dari 150 karya non-ilmiah.


Biografi Albert Einstein
1. Awal Kehidupan dan Pendidikan Einstein

Albert Einstein lahir di Ulm, di Kerajaan Württemberg di Kekaisaran Jerman pada 14 Maret 1879. Orangtuanya adalah Hermann Einstein, seorang sales dan insinyur, dan Paulin Koch. Pada tahun 1880, keluarganya pindah ke Munich dan ayahnya bersama pamannya mendirikan perusahaan Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie yang merupakan perusahaan manufaktur peralatan elektrik dengan arus searah (DC).

Albert Einstein saat berusia 3 tahun

Einstein adalah seorang Yahudi, namun bersekolah di sekolah dasar Katolik di Munich selama 3 tahun dari usia 5 tahun. Pada usia 8 tahun, ia dipindahkan ke Gymnasium Luitpold (sekarang dikenal sebagai Gymnasium Albert Einstein), tempat dimana ia menuntut pendidikan dasar dan menengah, sampai ia meninggalkan Kekaisaran Jerman tujuh tahun kemudian.

Pada tahun 1894, perusahaan Hermann dan Jakob kalah tender penyediaan lampu untuk kota Munich karena pemerintah mengubah sistem kelistrikan dari standar DC ke AC yang lebih efisien. Hal itu juga menyebabkan penurunan penjualan di pabriknya. Karena urusan bisnis, keluarga Einstein pindah ke Italia. Awalnya mereka tinggal Milan, beberapa bulan kemudian pindah ke Pavia. Ketika keluarganya pindah ke Pavia, Einstein masih menetap di Munich untuk menyelesaikan studinya di Gymnasium Luitpold. Ayahnya berharap ia mengejar gelar insinyur elektronik, namun Einstein berselisih dengan otoritas sekolah dan membenci cara guru mengajar di sekolah itu. Dia kemudian menulis bahwa semangat belajar dan kreativitas hilang karena sistem belajar dengan hafalan. Pada akhir bulan Desember 1894, dia pergi ke Italia untuk bergabung dengan keluarganya di Pavia, meyakinkan sekolahnya untuk membiarkannya pergi dengan catatan dari dokter. Selama ia di Italia, ia menulis esai pendek dengan judul "Investigasi Keadaan Kedua Medan Magnetik".
Albert Einstein saat berusia 14 tahun

Pada tahun 1895, pada usia 16 tahun, Einstein mengikuti ujian masuk Politeknik Federal Swiss di Zürich (kemudian bernama Eidgenössische Technische Hochschule, ETH), dan ia gagal. Secara keseluruhan tes ia gagal, namun nilai fisika dan matematikanya sangat tinggi. Menurut saran dari kepala Politeknik, ia belajar di gymnasium Argovian di Aarau, Swiss selama tahun 1895 sampai 1896 untuk menyelesaikan pendidikan sekunder. Ketika menginap bersama keluarga profesor Jost Winteler, dia jatuh cinta dengan anak Winteler, Marie. (Anak Einstein, Maja kemudian menikahi anak Winteler, Paul). Pada bulan Januari 1896, dengan persetujuan ayahnya, Einstein meninggalkan kewarganegaraannya di Kerajaan Württemberg di Kekaisaran Jerman untuk menghindari operasi militer. Pada bulan September 1896, ia lulus di Matura Swiss dengan sebagian besar nilainya bagus, termasuk nilai 6 untuk fisika dan matematika, dalam skala 1-6. Meskipun baru berusia 17 tahun, ia mengikuti program diploma matematika dan fisika selama empat tahun di Politeknik Zürich. Marie Winteler pindah ke Olsberg, Swiss, untuk mengajar.

Istri Einstein kedepannya, Mileva Marić juga mendaftar di Politeknik itu pada tahun yang sama. Dia adalah satu-satunya wanita di antara enam siswa di jurusan matematika dan fisika. Dalam beberapa tahun kemudian, persahabatan Einstein dan Marić berubah menjadi pacaran, dan mereka membaca buku bersama dalam ekstrakurikuler fisika yang merupakan minat Einstein. Pada tahun 1900, Einstein meraih gelar diploma di Politeknik Zürich, namun Marić gagal karena nilai salah satu materi matematika, teori fungsi, buruk.

2. Pernikahan dan Anak Einstein

Penelitian pada tahun 1987 pada hubungan Einstein dan Marić menunjukkan bahwa mereka punya seorang putri, yang disebut "Lieserl" dan lahir pada awal tahun 1902 di Novi Sad ketika Marić tinggal bersama keluarganya. Marić kembali ke Swiss tanpa membawa anaknya yang nama aslinya tidak diketahui. Einstein mungkin tidak pernah melihat putrinya. Isi suratnya ke Marić pada September 1903 mensugestikan bahwa anak itu mungkin diadopsi atau meninggal karena demam berdarah saat bayi.

Einstein dan Marić menikah pada bulan Januari 1903. Pada bulan Mei 1904, anak pertamanya, Hans Albert Einstein, lahir di Bern, Swiss. Anak keduanya, Eduard, lahir di Zürich pada bulan Juli 1910. Pada bulan April mereka pindah ke Berlin. Setelah beberapa bulan, istrinya pindah ke Zürich bersama anak-anaknya, setelah mengetahui bahwa Einstein tertarik pada sepupunya Elsa. Mereka bercerai pada 14 Februari 1919 dan tinggal berpisah selama lima tahun. Eduard, yang dijuluki "Tete" (karena pendek) oleh ayahnya, didiagnosa menderita schizofrenia saat usia 20 tahun. Ibunya merawatnya dan membawanya ke rumah sakit jiwa.

Dalam surat yang ditemukan pada tahun 2015, Einstein menulis surat kepada cinta pertamanya, Marie Winteler, tentang pernikahannya dan perasaannya yang masih kuat terhadap Marie. Pada tahun 1910 dia menulis kepada Marie bahwa "Saya memikirkanmu dengan penuh cinta setiap menitnya dan saya sangat tidak bahagia sebagai seorang pria" ketika istrinya sedang mengandung anak keduanya. Einstein berbicara tentang "cinta salah alamat" dan "kehilangan dalam hidup" berdasarkan cintanya kepada Marie.

Einstein menikahi Elsa Löwenthal pada 1919, setelah memiliki hubungan pribadi dengannya sejak 1912. Dia adalah sepupu Einstein. Pada tahun 1933, mereka beremigrasi ke Amerika Serikat. Pada tahun 1935, Elsa Einstein didiagnosa memiliki gangguan jantung dan ginjal. Dia meninggal pada bulan Desember 1936.

3. Kantor Paten

Setelah lulus pada tahun 1900, Einstein menghabiskan waktu selama dua tahun untuk mengikuti program pasca sarjana. Dia menerima kewarganegaraan Swiss pada bulan Februari 1901, namun tidak mengikuti wajib militer karena alasan medis. Dengan bantuan ayah Marcel Grossmann, Einstein mendapatkan kerja di Bern di kantor paten Kantor Federal Kekayaan Intelektual sebagai asisten. Dia menguji paten terhadap perangkat termasuk perangkat elektronik. Pada tahun 1903, posisinya di Kantor Paten Swiss menjadi tetap.
Albert Einstein saat berusia 25 tahun

Kebanyakan pekerjaannya di kantor paten berkaitan dengan pertanyaannya tentang transmisi sinyal elektrik dan sinkronisasi elektrikal-mekanikal, dua masalah itu berlanjut ke penelitian yang membawa Einstein ke konklusi radikalnya tentang alam, cahaya, dan hubungan fundamental antara ruang dan waktu.

Bersama beberapa temannya yang ia temui di Bern, Einstein memebentuk kelompok diskusi kecil-kecilan yang disebut "Akademi Olimpia". Kelompok ini sesekali bertemu untuk membahas sains dan filosofi. Mereka juga membaca beberapa buku yang pada akhirnya mempengaruhi sudut pandang ilmiah dan filosopinya.

4. Karir Akademis Einstein

Pada tahun 1900, paper Einstein yang berjudul "Folgerungen aus den Capillaritätserscheinungen" (Konklusi dari Fenomena Kapilaritas) dipublikasikan di Annalen der Physik yang dianggap prestisi. Pada tanggal 30 April 1905, Einstein menyelesaikan tesisnya, bersama Alfred Kleiner, profesor fisika eksperimental, sebagai penasihatnya. Hasilnya, Einstein mendapatkan gelar PhD dari Universitas Zürich, dengan disertasinya yang berjudul "Penentuan Baru Dimensi Molekuler." Di tahun yang sama, yang sering disebut sebagai annus mirabilis (tahun keajaiban) Einstein, karena dia mempublikasikan empat paper luar biasa tentang efek fotolistrik, gerakan Brownian, relativitas khusus, dan kesetaraan massa dan energi, yang membuatnya mendapatkan perhatian dari dunia akademis di usianya yang baru 26 tahun.

Pada tahun 1908, dia diakui sebagai ilmuwan hebat dan ditunjuk sebagai dosen di Universitas Bern. Beberapa tahun kemudian, setelah memberikan perkuliahan tentang elektrodinamika dan prinsip relativitas di Universitas Zurich, Alfred Kleiner menyarankannya mengajar di fakultar gelar profesor baru dalam bidang fisika teori. Pada tahun 1909 Einstein ditunjuk sebagai anggota asosiasi profesor.

Einstein menjadi profesor penuh di Universitas Charles-Ferdinand di Ceko pada bulan April 1911, dan menerima kewarganegaraan Austria. Selama ia tinggal di Praha, Einstein menulis 11 karya ilmiah, lima diantaranya adalah tentang matematika radiasi dan teori kuantum pada wujud padat. Pada bulan Juli 1912, dia kembali ke almamaternya di Zürich. Dari tahun 1912 sampai 1914, dia menjadi profesor fisika teoritikal di ETH Zurich, dimana ia memikirkan mekanika analisis dan termodinamika.

Pada tahun 1914, dia kembali ke Kekaisaran Jerman setelah menjadi direktur Institut Fisika Kaiser Wilhelm (1914-1932) dan profesor di Universitas Humboldt Berlin. Dia kemudian menjadi anggota Akademi Sains Prusian, dan pada tahun 1916 ia menjadi presiden Perkumpulan Fisikawan Jerman.

Berdasarkan perhitungan Einstein yang dibuat pada tahun 1911 tentang teori baru relativitas umum, cahaya dari bintang lain seharusnya dibelokkan oleh gravitasi matahari. Pada tahun 1919, prediksi ini dikonfirmasi oleh Sir Arthur Eddington saat gerhana matahari pada tanggal 29 Mei 1919. Penelitian tersebut dipublikasikan di media internasional, membuat Einstein menjadi terkenal di dunia. Pada tanggal 7 November 1919, harian utama Inggris The Times menulis tajuk utama di halaman pertama yang berisi "Revolusi dalam Sains - Teori Baru Alam Semesta - Ide Newton Terguling".

Pada tahun 1920, ia menjadi anggota Akademi Seni dan Sains Kerajaan Belanda. Pada tahun 1922, Einstein meraih Hadiah Nobel Fisika 1921 "untuk jasanya terhadap Fisika Teoritikal, dan khususnya untuk penelitiannya tentang hukum efek fotolistrik". Ketika teori relativitas umum masih dianggap kontroversial.

5. 1921-1922: Einstein Ke Luar Negeri

Einstein mengunjungi New York City untuk pertama kalinya pada tanggal 2 April 1921, dimana ia mendapatkan sambutan resmi dari Walikota John Francis Hylan, dikuti oleh tiga minggu mengajar dan undangan. Ia mengajar di Universitas Columbia dan Universitas Princeton, dan di Washington dia mewakili Akademi Sains Nasional dalam kunjungannya ke Gedung Putih. Setelah kembali ke Eropa dia mengikuti pertemuan di London bersama ilmuwan, intelektual, dan politikus ternama dan mengajar di King's College London.

Dia juga mempublikasikan sebuah esai berjudul "Pandangan Pertama Saya Terhadap Amerika Serikat" pada bulan Juli 1921. Dalam esai itu ia berusaha untuk menjelaskan beberapa sifat orang Amerika. Menurutnya, orang Amerika itu sangat mudah diajak berteman, percaya diri, optimis, dan tanpa rasa iri.

Pada tahun 1922, dia bepergian ke Asia selama enam bulan tur sebagai pengajar dan pembicara. Ia mengunjungi Palestina, Singapura, Sri Lanka, dan Jepang. Di Jepang ia memberikan perkuliahan umum pada ribuan orang Jepang. Setelah perkuliahan umum pertamanya, ia menemui kaisar di Istana Kaisar. Ribuan orang datang untuk menyaksikannya. Dalam sebuah surat kepada anaknya, Einstein menjelaskan pandangannya terhadap orang Jepang sebagai sederhana, cerdas, penuh perhatian, dan memiliki perasaan sesungguhnya terhadap seni.

Karena Einstein bepergian ke Timur Jauh, dia tidak bisa menerima Hadiah Nobel Fisika di Stockholm pada bulan Desember 1922. Diplomat Jerman menyebut Einstein tidak hanya sebagai ilmuwan tetapi juga sebagai pembawa perdamaian dan aktivis internasional.

Saat dia hendak ke Eropa, ia mengunjungi Palestina selama 12 hari dan menjadi satu-satunya kunjungannya ke kawasan Timur Tengah. Einstein disambut seolah-olah ia adalah pemimpin negara, melebihi seorang fisikawan, ketika ia mengunjungi rumah komisioner tinggi Inggris, Sir Herbert Samuel. Saat pertemuan itu, rumah tersebut didesaki oleh orang-orang yang ingin melihat dan mendengar perkataan Einstein. Saat Einstein berbicara kepada audiens, ia mengekspresikan kebahagiaannya bahwa orang Yahudi akan menjadi kekuatan dunia.

6. 1930-1931: Einstein Mengunjungi Amerika Serikat

Pada bulan Desember 1930, Einstein mengunjungi Amerika Serikat untuk kedua kalinya, khususnya untuk menghadiri kunjungan kerja selama dua bulan sebagai peneliti di Institut Teknologi California. Setelah kedatangan pertamanya yang disambut, kali ini dia lebih melindungi privasi. Meskipun terus diberikan telegram dan undangan untuk menerima penghargaan atau berbicara dengan umum, dia menolak semuanya.

Setelah datang di New York City, Einstein mengunjungi berbagai tempat dan acara terkenal, termasuk Chinatown, makan siang bersama editor New York Times, dan pertunjukkan di Metropolitan Opera, dimana ia mendapatkan sambutan meriah dari para penonton ketika ia datang. Dia juga bertemu Walikota Jimmy Walker dan rektor Universitas Columbia, yang menyebut Einstein sebagai "raja penguasa pikiran." Harry Emerson Fosdick, pastor di Gereja Riverside New York, memandu Einstein untuk berkeliling gereja tersebut dan menunjukkan patung Einstein ukuran sama yang dibuat oleh gereja, yang ditempatkan di pintu masuk. Juga selama ia menetap di New York, ia datang di kerumunan 15.000 orang di Madison Square Garden selama perayaan Hanukah.

Selanjutnya Einstein pergi ke California dimana ia bertemu dengan presiden Caltech dan peraih hadiah Nobel Robert A. Millikan. Pertemanannya dengan Millikan cukup "aneh". Millikan "cenderung bersifat patriotik," disebut orang yang suka damai oleh Einstein.

Keengganan terhadap perang juga membawa Einstein untuk berteman dengan penulis Upton Sinclair dan bintang film Charlie Chaplin. Carl Laemmle, pemimpin Universal Studio, mengajak Einstein berkeliling studionya dan mengenalkannya kepada Chaplin. Mereka langsung memiliki hubungan. Chaplin mengundang Einstein dan istrinya, Elsa, ke rumahnya untuk makan malam. Chaplin mengatakan bahwa Einstein memiliki kepribadian yang ke luar, tenang, lemah lembut, terlihat sangat tempramen secara emosional, dan memiliki energi intelektual yang luar biasa.

Chaplin juga ingat saat Elsa bercerita kepadanya saat Einstein mendapatkan teori relativitasnya saat makan pagi. Einstein terlihat kehilangan akal dan mengabaikan makanannya. Elsa juga bercerita jika setiap Einstein merasa sesuatu mengganggunya, dia duduk di depan piano dan mulai memainkan piano. Dia terus bermain piano sambil menulis catatan selama setengah jam, kemudian ia naik tangga ke ruangannya, sementara Elsa membawakannya makanan. Setelah dua minggu, dia turun tangga sambil membawa dua lembar kertas yang berisikan teorinya.

Film terbaru Chaplin, City Lights, memulai penayangan perdananya beberapa hari kemudian di Hollywood. Chaplin mengundang Einstein dan Elsa sebagai tamu spesial. Walter Isaacson, penulis buku biografi Einstein, menyebut momen itu sebagai salah satu momen yang paling sulit dilupakan dalam era baru selebriti. Einstein dan Chaplin tiba bersama, dengan dasi hitam, Elsa mengikuti mereka. Para hadirin bertepuk tangan ketika mereka masuk ke bioskop. Chaplin mengunjungi rumah Einstein pada perjalanannya ke Berlin. Ia mengagumi piano yang digunakan Einstein saat menulis teorinya. Chaplin berspekulasi bahwa piano itu akan dijadikan "kayu bakar" oleh Nazi.

7. 1933: Emigrasi ke Amerika Serikat

Pada bulan Februari 1933 ketika mengunjungi Amerika Serikat, Einstein tahu bahwa ia tidak akan bis kembali ke Jerman selama kebangkitan kekuatan Nazi dibawah kanselir baru Jerman, Adolf Hitler.

Ketika berada di Amerika Serikat pada awal 1933, dia mengajar di Institut Teknologi California di Pasadena selama dua bulan. Dia dan istrinya Elsa kembali ke Belgia dengan kapal pada bulan Maret, dia mempelajari bahwa rumahnya akan diburu oleh Nazi dan boat pribadinya disita. Setelah berlabuh di Antwerp pada 28 Maret, dia segera pergi ke konsulat Jerman, mengembalikan paspornya, dan mencabut kewarganegaraan Jerman. Beberapa tahun kemudian, Nazi menjual boat nya dan mengubah rumahnya menjadi kamp Remaja Hitler.

7.1. Status Pengungsi

Pada bulan April 1933, Einstein menemukan bahwa pemerintahan baru Jerman melarang orang Yahudi memegang posisi apapun, termasuk dosen/pengajar di universitas. Sejarawan Gerald Holton menjelaskan, tidak ada yang memprotes kebijakan tersebut. Ratusan ilmuwan Yahudi tiba-tiba menyerahkan jabatan/posisinya di universitas dan namanya dicoret dari institusi tempat mereka bekerja.

Sebulan kemudian, karya-karya Einstein dibakar oleh Nazi. Menteri propaganda Nazi, Joseph Goebbels, mengatakan, "intelektualisme Yahudi telah mati." Salah satu majalah Jerman memasukkan Einstein ke dalam daftar musuh rezim Jerman dengan kata-kata "belum digantung" dan menawarkan $5.000 untuk kepalanya. Dalam surat ke temannya yang merupakan seorang fisikawan yang telah beremigrasi dari Jerman ke Inggris, Max Born, Einstein menulis, "... Saya harus mengakui bahwa tingkat kebrutalan dan pengecut mereka datang secara mengejutkan." Setelah pindah ke Amerika Serikat, dia menyebut tindakan pembakaran buku sebagai "ledakan emosi secara spontan" oleh orang yang "menghindari pencerahan", dan "takut terhadap pengaruh dari seorang intelektual independen."

Einstein tidak memiliki rumah permanen, belum tahu dimana harus tinggal dan bekerja, dan khawatir dengan nasib ilmuwan lainnya yang masih tinggal di Jerman. Ia menyewa sebuah rumah di De Haan, Belgia, dan menetap disana selama beberapa bulan. Pada akhir Juli 1933, dia pergi ke Inggris selama sekitar enam minggu dalam undangan pribadi dari Komando perwira angkatan laut Inggris, Oliver Locker-Lampson, yang telah menjadi teman Einstein selama beberapa tahun. Untuk melindungi Einstein, Locker-Lampson memiliki dua asisten yang mengawasinya selama tinggal di luar London.

Locker-Lampson mengajak Einstein untuk menemui Winston Churchill di rumahnya, dan kemudian dengan Austen Chamberlain dan Perdana Menteri Lloyd George. Eintein meminta mereka untuk membantu ilmuwan Yahudi keluar dari Jerman. Sejarawan Inggris Martin Gilbert mencatat bahwa Churchill segera menanggapinya, dan mengutus seorang fisikawan bernama Frederick Lindemann ke Jerman untuk mencari ilmuwan Yahudi dan membawanya ke Universitas Inggris.

Einstein kemudian menghubungi pemimpin negara-negara lain, termasuk Perdana Menteri Turki İsmet İnönü. Kepada suratnya kepada Perdana Menteri Turki pada bulan Desember 1933, ia meminta pengangguran ilmuwan Yahudi-Jerman untuk ditempatkan disana. Hasilnya, lebih dari 1.000 orang Yahudi diselamatkan ke Turki.

7.2. Kewarganegaraan Amerika Serikat

Einstein menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 1940. Tidak lama setelah berkarir di Institut Pendidikan Tinggi di Princeton, New Jersey. Dia mengapresiasi meritokrasi di budaya Amerika dibandingkan dengan Eropa. Dia senang akan hak individu untuk berbicara dan berpikir apa yang ia sukai, tanpa batasan sosial. Hasilnya menurut Einstein, individu didorong untuk lebih kreatif, sama seperti yang ia dapat sejak pendidikan dini.

8. Kehidupan Pribadi Einstein

8.1. Memperjuangkan Hak Sipil

Einstein adalah seorang anti-rasis dan terus berkampanye tentang hak sipil orang berkulit hitam. Dia menyatakan rasisme adalah "penyakit terburuk" Amerika, karena bisa diwariskan turun temurun.

Pada tahun 1946, Einstein mengunjungi Universitas Lincoln di Pennsylvania dimana ia dianugerahi gelar kehormatan. Lincoln adalah universitas pertama di Amerika Serikat yang memberikan pendidikan sarjana bagi orang hitam, termasuk Langston Hughes dan Thurgood Marshall. Kepada para mahasiswa, Einstein memberikan pidato soal rasisme di Amerika dengan tambahan, "saya tidak akan berdiam diri saja soal ini." Einstein juga pernah melunasi biaya kuliah kepada seorang mahasiswa berkulit hitam, dan seorang fisikawan berkulit hitam Sylvester James Gates menyatakan bahwa Einstein adalah pahlawan sains pertamanya.

8.2. Membantu Gerakan Zionis

Einstein adalah pemimpin utama yang membantu mendirikan Universitas Ibrani Yerusalem, yang dibuka pada tahun 1925. Awalnya, pada tahun 1921, Einstein meminta biokimiawan dan presiden Organisasi Zionis Dunia, Chaim Weizmann, untuk membantunya mengumpulkan dana untuk universitas tersebut. Dia juga menyampaikan sejumlah saran untuk program di universitas tersebut.

Yang pertama menurutnya adalah mendirikan Institut Pertanian untuk menggarap tanah tidak tergarap. Kemudian diikuti oleh Institut Kimia dan Institut Mikrobiologi, untuk melawan berbagai epidemi seperti malaria, yang ia sebut sebagai "setan" yang meruntuhkan sepertiga perkembangan negara. Kemudian Institut Studi Oriental, untuk memasukkan pelajaran bahasa Ibrani dan Arab untuk kepentingan eksplorasi ilmiah di negara tersebut.

Chaim Weizmann kemudian menjadi presiden pertama Israel. Saat kematiannya ketika berada di kantor pada bulan November 1952, Perdana Menteri David Ben-Gurion menawarkan Einstein jabatan Presiden Israel. Tawaran tersebut disampaikan oleh perwakilan Israel di Washington, Abba Eban. Namun Einstein menolaknya.

8.3. Kecintaan Einstein Terhadap Musik

Einstein telah tertarik dengan musik sejak dini, dan kemudian dia menulis: "jika saya tidak menjadi fisikawan, saya mungkin menjadi musikus. Saya sering memikirkan musik. Saya hidup dengan musik. Saya melihat hidup saya dengan musik. Saya menikmati hidup saya dengan musik."

Ibunya memainkan piano dengan baik dan ingin anaknya belajar bermain biola, tidak hanya untuk mengembangkan kecintaannya terhadap musik tetapi juga untuk membantunya berasimilasi dengan budaya Jerman. Menurut konduktor Leon Botstein, Einstein dapat bermain biola saat ia berusia 5 tahun, meskipun dia tidak menikmatinya saat itu.

Ketika berusia 13 tahun, Einstein mulai "jatuh cinta" dengan musik Mozart dan mempelajarinya lebih serius. Dia merasa bahwa dia bermain tanpa "belajar secara sistematis". Dia berkata bahwa "cinta adalah guru yang lebih baik daripada tugas." Saat ia berusia 17 tahun, dia didengar oleh pemeriksa sekolah ketika ia bermain biola musik Beethoven, pemeriksa itu sangat menikmatinya dan Einstein dianggap telah menunjukkan kecintaannya yang begitu mendalam terhadap musik.

Musik berperan penting dalam hidup Einstein. Ide-idenya seringkali tidak muncul dari pikirannya sendiri, tetapi justru muncul saat ia bermain musik untuk teman-temannya. Musik juga menjadi bagian kehidupan sosialnya ketika ia tinggal di Bern, Zurich, dan Berlin.

8.4. Pandangan Politik dan Agama

Pandangan politik Einstein adalah mendukung sosialisme dan bersifat kritis terhadap kapitalisme. Hal tersebut terlihat dari esainya yang berjudul "Mengapa Sosialisme?". Einstein seringkali ditanyai pendapat dan opininya tentang hal yang bahkan diluar fisika teoritikal atau matematika. Dia sangat menyarankan ide pemerintahan global demokratik dengan kekuatan negara-bagian dalam rangkaian federasi dunia.

Pandangan Einstein tentang agama dapat ditemukan dari wawancara dan tulisannya. Dia mengatakan dirinya seorang agnostik, yang berarti jauh dari atheis. Dia berkata dia percaya dengan Tuhan Baruch Spinoza, namun tidak secara pribadi. Einstein sesekali menulis, "saya tidak percaya dengan Tuhan namun saya tidak pernah menolaknya namun menunjukkannya secara jelas".

9. Kematian Albert Einstein

Pada tanggal 17 April 1955 Albert Einstein mengalami pendarahan dalam yang disebabkan oleh pecahnya aorta abdominal, yang sebelumnya telah dilakukan pembedahan oleh Rudolf Niessen pada tahun 1948. Ia sedang mempersiapkan pidato untuk tampil di televisi dalam rangka memperingati HUT ke-7 Israel saat dia di rumah sakit.

Einstein menolak operasi dan mengatakan, "Saya merasa hambar untuk memperpanjang hidup. Saya telah melakukan semua yang saya mampu, sekarang saatnya untuk pergi, aku akan melakukannya dengan elegan." Dia meninggal di Rumah Sakit Princeton pagi-pagi pada usia 76 tahun, setelah terus bekerja hingga mendekati kematiannya.

Selama otopsi, ahli patologi Rumah Sakit Princeton, Thomas Stoltz Harvey, mengambil otak Einstein untuk diawetkan tanpa izin dari keluarganya, dengan harapan bahwa ilmu neurologi di masa depan mampu menemukan apa yang membuat Einstein begitu cerdas. Einstein dikremasi dan abunya ditebar di tempat yang dirahasiakan.

No comments:

Post a Comment